Penyebabnya sejak ada program Pamsimas, saluran air bersih kepada warga harus berpindah jalur. Padahal sejak dulu warga dikenakan biaya Rp 250 ribu untuk pemasangan aliran ke rumah penduduk. Namun kini biaya Pamsimas menjadi Rp 700 ribu, bagi pelanggan baru. Warga semakin berat, sebab sudah 2 bulan ini tidak ada air bersih.
Selama ini, air bersih bantuan PNPM telah mengucur ke tandon dusun mereka. Bagi warga yang tidak mampu memasang peralatan penyambungan, memanfaatkan tandon tersebut untuk kesehariannya.
Dijelaskan Abdul Rohim, salah satu warga, hingga kini belum ada solusi terkait kasus ini. Warga hanya berharap kebijakan dari pemerintah desa bisa membantu warga miskin. Sebab sekitar 500 kepala keluarga di wilayah tersebut membutuhkan air bersih setiap hari. (pul)