Berita Video : Dolar AS Naik, Harga Kedelai Juga Ikut Naik
Surabaya pojokpitu.com, Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah yang hingga hari ini masih tinggi rupanya turut memicu lonjakan harga kedelai. Di kampung tempe Jalan Sukomanunggal gang 1, Surabaya. Sebagian perajin tempe telah merasakan naiknya harga kedelai.
Naiknya harga komoditas pertanian, seperti kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe mulai dirasakan perajin tempe di kampung tempe Jalan Sukomanunggal gang 1, Surabaya. Salah satunya adalah Haji Mustakim, warga setempat yang sudah menjadi perajin tempe sejak tahun 1974.
Haji Mustakim setiap harinya mengolah kedelai-kedelainya bersama Umi, salah satu anak perempuannya. Melalui Umi, dirinya mengeluhkan harga kedelai import asal Amerika yang dibelinya dari distributor sudah mengalami kenaikan hingga hari ini sebesar Rp 8 ribu per kilogram. Padahal bulan lalu, kedelai import yang dibelinya masih berkisar Rp 7.400 per kilogram.
"Kenaikan harga kedelai itu bisa jadi imbas dari naiknya nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah," tutur Umi.
Sementara itu, Markuat, perajin tempe lainnya di kampung tempe menjelaskan, hingga hari ini dirinya belum merasakan kenaikan harga kedelai seperti yang sudah dirasakan Haji Mustakim. Namun, Markuat mengaku sudah menyiapkan trik jika nantinya kenaikan kedelai benar-benar dirasakannya, seperti memperkecil ukuran tempe, hingga menaikkan harga tempe.
Haji Mustakim maupun Markuat mengaku lebih suka menggunakan kedelai import adalah selain kualitasnya lebih bagus, stok kedelai import selalu ada, dibandingkan kedelai lokal yang stoknya minim.(end)